Embun pagi perlahan lahan mulai hilang
Berganti dengan sinar mentari yang akan datang
Kica burung teramat riang
Sambut pagi yang terang
Hembusan angin pagi menyejukan
Kala diri ini selalu memandang
Akankah ku bisa terbang
Ataukah terdiam dalam kebimbangan
Biarlah,...
Aku bukanlah burung yang mempunyai sayap
Tapi ku ingin bisa terbang menuju angkasa
Bias bias embun telah sirna di pagi ini
Bersama hilangnya keresahan ini
Ku buka mata dan memandang
Alangkah indah tarian bunga tertiup angin
Ku buka telinga dan mendengarkan
Alangkah merdu nyanyian sang burung
Ku tunggu engkau di esok hari
Dalam saat embun pagi yang sirna
=======================
MENITI PAGI
Memandang langit nan indah berseri
Menikmati ciptaan Sang Maha Kuasa
Ucapan syukur menghias lidah
Berharap kan selalu terarah
Terik mentari diufuk timur
Menghibur jiwa yang sunyi
Semerbak cahaya menyinari hati
Berusaha temukan cinta sejati
Hatiku kini ceria kembali
Kuberharap ini bersemi selalu
Kuberharap hati kan secerah mentari
Bisa menyinari hati yang sunyi
Membangun jiwa-jiwa yang sepi
Tuk menggapai ridho ilahi
=================
Puisi Alam |
Mendaki diatas gunung
Kutelesuri jalan berbukit
Rimbun pohon teramat lebat
Tak peduli jalan berduri ku jajaki
Pegang tali agar tak jatuh
Kiri kanan teramat luas
Jauh memandang ke alam bebas
Atas bawah teramat dekat
Jurang kematian sudah terlihat
Ranting pohon terinjak-injak
Api menyala dalam perapian
Malam dingin kian mencekam
Tertutup kabut teramat gelap
Rintik hujan terus menghantam
Sinar bulan ikut menghilang
Dalam takut awan menghalang
Siapa sangka siapa duga
Kita kembali ke desa
==============
LUKA ACEH
Terluka...
Menderita...
Bagai tersayat sayat
Jerit tangis...Mengguncang negeri
Deraian air mata
Sakitnya luka
Buat negeri ini bersedih
Hancur
Tenggelam
Bagai lautan
Dentuman ombak menghantam
Desiran angin memilukan
Meratakan..
Mengahabisi dalam gelombang
Tanpa belas kasihan
Tanpa kasih sayang
Tak kenal tua maupun muda
Mati tenggelam
Lihatlah Aceh berduka
Dengarkan Aceh menangis
Mereka hilang
Satu persatu mayat ditemukan
Terkubur... Terhimpit...Tertimpa...
Lumpur dan puing
Dalam satu bencana
Getirnya darah
Perihnya luka
Hati bisa merasakannya
Sederetan luka
Membuat negeri kelam
Mati.. mati dan mati lagi..
Puluhan ribu rakyat hilang
Ribuan rumah lenyap
Tinggal puing berserakan
Tinggalkan luka untuk kita
Sisakan duka untuk Aceh
=================
LETUSAN GUNUNG KELUD
Menggelegar suara bergemuruh
Kilatan petir menyambar puncak gunung
Meluapkan awan panas dikala malam
Tertiup angin menuju perkotaan dan pedesaan
Hujan debu pun turun
Dimalam jum'at
Disaat semua orang tertidur lelap
Mereka tak tau apa yang telah terjadi
Debu-debu terus mengguyuri
Hingga kota Kediri seperti kota mati
Ketika ku terbangun dipagi hari
Atap dan halaman rumah
Penuh akan debu gunung Kelud
Disana sini sibuk
Banyak yang lari ke pengungsian
banyak yang tertimbun
Dan banyak pula yang harus meninggalkan rumah mereka
Pagi yang takut
Pagi yang gelap
Tertutup kabut debu yang sangat tebal
Saat mentari tepat di atas kepala
Turun hujan yang membasahi kota ini
Debu debu yang tebal
Perlahan sirna terbawa hanyut
Tapi sangat disayangkan
Hujan turun menambah petaka
Banyak atap rumah yang bocor
Banyak orang yang jatuh saat di atas
Jalan yang berdebu
Jalan yang rawan akan celaka
Bencana alam suatu petaka
Yang menimpa umat manusia
Inilah suatu cobaan yang maha kuasa
Agar manusia selalu beriman dan bertakwa
Mari kita doa kan untuk korban bencana
Karena doa mu
Karena ketulusanmu
yang mampu membuat meraka
Tetap berjuang untuk hidup Terimakasih