Dalam dinginnya malam kau selalu selimuti aku
Bagai mentari yang selalu hangatkan bumi
Kau tak kenal lelah
Hujan, badai...
Angin, panas...
Kau tetap bekerja
Demi anak dan istrimu dirumah
Kau berikan tawa saat kami lapar
Kau berikan canda saat sepi melanda
Dalam ruang kecil kami bahagia
Karena tulus yang engkau berikan
Terimakasih, kau telah mendidik kami
Hingga sampai ajal menjemput
Kau selalu memberikan yang terbaik
Ku ucap kata doa untukmu
Mengenang rindu yang hilang
Ku ingin menatap wajahmu
Tapi apalah daya engkau telah tiada
Kenangan itu takkan kulupa
Dalam pahitnya kehidupan
Kau selalu melangkah kedepan
Kini kusadar atas nasihatmu
Rasanya, air mata ini tak bisa ku bendung lagi
Mengalir apa adanya hingga basahi pipi
Air mata ini tak mampu tuk membalas
Semua yang telah kau berikan
Terimakasih, telah menjadi lelaki sejati
Yang menuntunku tuk mencintai
Betapa mulia hatimu bagai mutiara
Layaknya pahlawan dalam keluarga
Yang tak ada gantinya
Oh Ayah...
Sudah lama kita tak jumpa
Sudah lama kita tak bercanda bersama
Suka duka yang telah terlewati
Kini tinggal aku seorang
Doaku untukmu Ayah
==================
Puisi Ayah |
Di saat kuterbangun di pagi hari
Aku benar-benar kehilanganmu, Ayah
kerap kuingat, senyuman wajahmu
saat ku sendiri dalam panik
kau tinggalkan aku seorang diri
kuberlari kesana kemari
mencoba hubungi sanak keluarga
ku tahan tangisan ini
walau berat yang ku alami
kumandikan engkau dengan setulus hati
ku kafankan engkau dengan segumpal rindu
ku antar engkau dalam tandu
menuju tempat peristirahatanmu
Aku sayang padamu, Ayah
dan biarkan aku menangis, melekatkanmu dalam ingatan
untuk kuajak serta dalam dekap dan dingin
meski nanti
kau jemput ingatku ke masa lalu, tanpa sosokmu
Ayah, aku merindukanmu Terimakasih