Bahasa Puisi

Sajak Kita Puisi Merindu

Misteri Sekolah Tua Part I

by Catatan Cand, Sunday, December 14, 2014
silahkan membaca
Hari ini adalah dimana aku baru masuk ke sekolah jurusan teknik mesin, jaraknya cukup jauh dari rumah, "Kira-kira.." dua kali naik mobil angkutan kota dan semenjak harga bahan bakar naik sekarang aku berangkat sekolah mengendari motor ayah, lumayanlah untuk pengiritan uang saku sekolahku.
"Teng,teng teng.." bel sekolah berbunyi bertanda sudah memasuki jam pelajaran....
"Selamat pagi anak-anak" sapa Bu guru yang akan mengajar fisika. "Pagi bu..." dengan kompak semua murid menjawab
Pertama tama perkenalkan nama ibu Lusi Cantika Dewi ibu disini mengajar kelas fisika, nah sekarang ada yang mau bertanya sama ibu? tanya Bu Lusi
"Saya bu" sambil mengangkatkan tangannya keatas. sebelum bertanya saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, bagus itu ujar ibu Lusi
Nama saya Daniel saya keturunan sunda dan betawi, tutunggu sebentar ya, ibu lusi memotong pembicaraan. "Ya bu" daniel berhenti sejenak. Kamu keturunan sunda sama betawi ya? tapi ko nama kamu Daniel? kenapa gak cecep atau mamat namanya, tanya bu lusi.
Wah, kalau itu saya gak tau bu. Semenjak saya lahir nama itu sudah ada. Ya ibu mengerti, sekarang lanjutkan lagi pembicaraan yang tadi ibu potong.
"Apa ya bu, saya jadi lupa" hihihi, daniel ketawa cengingisan, gimana sih kamu masih muda sudah pikun!, tegur bu guru. Oh ya saya ingat bu tapi sebelumnya saya minta maaf dulu ya takutnya salah dalam ucapan saya. "Ya" sahut bu Lusi
Yang saya mau tanyakan, apakah ibu sudah menikah? lalu ibu tinggalnya dimana?
Saat ini ibu belum menikah, ibu tinggal di perumahan Angsa Putih, ada lagi yang ingin kamu tanyakan sama ibu daniel?
"Masih ada bu...!!" apa lagi yang ingin kamu tanyakan? tanya bu Lusi
Keliatannya ibu masih muda, nah pertanyaan saya umur ibu sekarang berapa dan kenapa ko ibu belum menikah?
Misteri Sekolah Tua Part I
Cerpen Misteri

Wajah bu Lusi tiba-tiba merah karena malu sewaktu ditanya belum menikah, umur ibu saat ini 27 tahun kalau masalah nikah mungkin ibu belum menemukan orang yang cocok
"Oh gitu ya bu" daniel mengnganggukan kepala sambil berpikir dan tiba tiba saja dari meja sebelah ada yang nyeletuk, sama saya aja bu nikahnya, mau gak? celetuk Rudy
dengan serentak anak-anak dikelas ketawa semua, lalu daniel menepak bahu rudi, ada-ada saja kamu Rud,
"Sudah, sudah" bu Lusi menenangkan anak muridnya.
Itu kamu yang mejanya disebelah Daniel maju kedepan, Rudi akhirnya maju kedepan kelas, sekarang perkenalkan nama kamu didepan teman sekelas, bu memerintah rudi
Sewaktu Rudi ingin memperkenalkan diri tiba-tiba ruangan disebelah terdengar suara mesin bubut menyala sendiri. Semua yang ada dikelas heran lalu Yunita menanyakan perihal ruangan sebelah, Bu, bukannya ruangan sebelah kosong? lantas siapa yang menyalakan mesin itu?
Yunita adalah anak cewe tomboy yang masuk sekolah teknik, walaupun dia tomboy tapi perawakan dia seksi, wajahnya cantik dan tubuhnya pun ideal tapi sayang tingkah lakunya seperti laki-laki, dengan cepat bu guru menjawab agar anak muridnya tidak panik, "Oh..!!" mungkin pegawai sekolah sedang memanaskan mesin, maklum mesin disekolah ini sudah pada tua makanya harus dipanaskan terlebih dahulu,
Eh, kamu sekarang duduk lagi saja, ibu akan memulai pelajaran karena tak terasa kita berbincang bincang hampir 30 menit, baik bu sahut Rudy sambil berjalan ke mejanya.
Pelajaranpun telah dimulai semua anak murid tenang tidak ada yang berbicara hanya pandangannya dan telinga yang mendengarkan materi-materi yang ibu Lusi berikan.
"Teng,teng,teng.." Bel istirahat berbunyi
Anak-anak cukup sampai disini ya materi yang ibu berikan kepada kalian, sekarang kalian boleh istirahat. "Ya bu" jawab semua murid dikelas
Tak terasa jam istirahatpun telah selesai kini semuanya kembali kedalam kelas untuk mengikuti pelajaran berikutnya hingga akhinya bel pulang berbunyi.
Daniel yang merasa penasaran dengan ruangan sebelah memutuskan untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi sebab aku melihat wajah bu Lusi seperti orang ketakutan, daniel berbicara dalam hati sambil memakai helm sepeda motornya
Sebelum daniel meninggalkan sekolah dia melihat ada sesuatu bayangan yang berkelebat dari ruangan itu.
"Bu Lusi mau pulang bareng sama saya?" Daniel menawarkan tumpangan untuk gurunya, "oh, gak usah kamu duluan saja biar ibu naik kendaraan umum" jawabnya
Bener ibu gak mau bareng? Daniel menawarkannya sekali lagi. kamu duluan saja.
Saya pulang duluan ya bu..!!
Setibanya dirumah Daniel segera mandi lalu makan setelah itu dia membantu kakeknya memahat kayu, sedangkan kedua orang tua Daniel sudah tidak ada dua tahun lalu karena kecelakan. Daniel yang hidup berdua dengan kakeknya selalu membantu apa saja yang sedang dikerjakan oleh kakeknya.
Daniel.. gimana sekolah barumu. Tanya sang kakek. "Menyenangkan kek," sahut Daniel dengan senang
Malampun telah berlalu, hari telah terlewati dan tahunpun telah berganti. Kini Daniel sudah kelas dua dan sang kakek sudah mulai sakit-sakitan, Daniel bingung karena biaya sekolahnya ditanggung sang kakek namun saat ini kakek sedang sakit.
Kek, apa sebaiknya Daniel berhenti sekolah saja? Daniel gak mau lihat kakek sakit terus. Sang kakekpun menjawab, Kamu mau jadi apa kalau berhenti sekolah, mau jadi kuli pasar? mau jadi kuli bangunan? tegur sang kakek.
Daniel hanya bisa terdiam dan memikirkan kesehatan kakeknya, dalam pemikirannya itu dia mendapatkan suatu ide yang cemerlang.
"Sekarangkan aku masuk sekolahnya siang, bagusnya sih kalau bisa aku pagi-pagi bantu kakek cari uang, tapi kerja apa yang pagi-pagi. Sambil mengerutkan keningnya Daniel berpikir.
Tak lama kemudian lewatlah tukang koran
Koran koran.. koran koran.. harian pagi, harian siang semua ada disini
Koran koran.. koran koran.. seorang nenek didenda mantunya satu mliyar
"Bang beli korannya...!!!" teriak Daniel, tukang koran akhirnya putar balik dan kembali ke halaman rumah Kakeknya Daniel
Bang berapa koranya? Daniel menanyakan harga koran, murah cuma dua ribu dapat berita sepuasnya. "Ah, abang bisa aja" ada juga sekarang dua ribu pada gigit jari bang, emang kenapa de pada gigit jari? Tukang koran merasa heran
"Wah, payah tukang korannya, masa tukang koran gak tau. ucap Daniel sambil bercanda. Maksud ade yang salam gigit jari itu ya, hahaha abang tukang koran ketawa
Nah. itu abang tau. Oh ya bang, abang ambil koran-koran ini dimana? saya ambil dipangkalan depan sana de sebelum pasar, jawab si tukang koran
"Owh, disitu ya bang" ini bang uangnya dua ribu tapi jangan gigit jari ya bang, lagi-lagi Daniel mengejek tukang koran.
Keesokan harinya disaat adzan subuh berkumandang Daniel segera bangun dan shalat subuh setelah itu dia memanaskan sepeda motornya untuk pergi ketempat yang kemarin abang tukang koran kasih.
Sebelum berangkat ia pamit kepada kakenya. "Kek, Daniel keluar dulu ya..."
Kamu sudah sarapan belum daniel? tanya sang kakek. Sudah kek sahut Daniel
Ya sudah hati-hati bawa motornya jangan kebut-kebutan,"Ya kek" sambil mencium tangan sang kakek.
Kata si abang tukang koran yang kemarin katanya disebalh sini tapi dimana ya? lebih baik aku tanya saja sama orang lain. Bang numpang tanya, disini tempat bandar tukang koran yang taerbaru disebelah mana ya? Bapak tersebut menjawab, sekarang ade lurus lalu belok kanan nah disitu tempatnya, emang ade mau beli koran atau jualan koran? tanya si Bapak
Rencananya saya ingin jualan koran untuk bantu kakek saya yang sakit-sakitan, oh kalau gitu adek cepat-cepat kesana soalnya kalau adek telat nanti kehibasan stok korannya, Bapak tadi langsung memotong pembicarannya Daniel karena merasa kasian
"Terimakah banyak pak!" Sama-sama de sahutnya
Koran sudah dapat dia pun langsung berkeliling untuk menjual koran-koran tersebut, setelah berkeliling selama 3 jam ia lalu istirahat sebantar sambil menghitung berapa korang yang sudah terjual. Alhamdulillah sudah separuh lebi koran ini terjual, aku harus giat agar koran ini terjual semua. Lalu ia berangkat kembali dan tak lupa isi bahan bakar untuk motornya.
Tak sengaja ia melihat bu Lusi sedang menunggu seseorang didekat pintu gerbang rumahnya. "Pagi Bu.., sedang apa ibu disini sepertinya sedang menunggu seseorang ya? tanya Daniel karena ia mulai jatuh hati sama gurunya itu."Ada juga ibu yang tanya sama kamu" kamu sedang apa ko bisa sampai kesini? tanya Bu Lusi
Saya sedang mengejar cinta saya, "Eh, gak taunya cinta saya ada didepan mata"Bu Lusi digodanya, Ah kamu bisa aja, ibu sudah tua mana mau kamu sama ibu yang tua gini. Aku mau ko bu, dengan semangat Daniel menjawabnya.
Sudah sudah ibu cuma bercanda aja, ayo jawab pertanyaan ibu kenapa kamu bisa sampai kesini?
Saya sekarang jualan koran bu untuk bantu kakek, saya gak tega lihat kakek kerja terus walaupun sedang sakit. Kenapa kamu gak bilang sama ibu kalau kakek kamu sakit, sekarang kamu masuk saja dulu kita ngobrolnya didalam, kalau disini gak enak diliat tetangga, tapi bu. Daniel ragu
Sedang asik ngobrol tiba-tiba tenggorokan Daniel terasa gatal, "uhuk,uhuuk" kenapa Daniel? tenggorokan saya gatal bu. Oh ya maafkan, ibu lupa gak bawa minuman untuk Daniel, kamu suka minum apa? tanya Bu Lusi
Saya suka susu bu, sahut Daniel
Ibu gak punya susu, adanya air putih, kopi atau teh, itu didada ibu apa namanya. Celetuk daniel. Aduh-adu Daniel pikiranmumu tuh yang engga-engga saja deh, heran ibu sama kamu, lama-lama ibu cium juga ni
"Mau dong.. mau dong dicium sama ibu" Bu Lusi menggelengkan kepalanya sambil berjalan kedapur untuk membuatkan teh untuk daniel
Ayo silahkan diminum, terimakasih bu, daniel langsung minum jamuan dari gurunya.
Waktu sudah jam sepuluh pagi akhirnya dia pamit pulang ke Bu Lusi. "Terimaksih Bu atas tehnya!"
"Nanti jangan lupa main kesini lagi ya...!!!!" teriak ibu Lusi.
Sebelum pulang kerumah Daniel mampir membeli makanan untuk dibawa pulang karena hari ini koran yang ia jual laku semua. Sesampainya dirumah ia langsung menghampiri kakeknya yang sedang duduk menunggu cucunya pulang.
Darimana saja kamu, ko jam segini baru pulang? tanya sang kakek cemas. Anu kek, hari ini Daniel jualan koran dan ini hadiah buat kakek hasil jerih payah saya.
Daniel, daniel kamu bikin kakek cemas saja. Tapi daganganmu habis semuanya?
Iya dong kek, siapa dulu "Daniel" ia mulai merasa letih dan bau keringat. "Kek, daniel kedalam dulu ya, mau ganti baju udah bau keringat ini gak enak banget.
Ia berbaring diatas kasur sambil menatap langit-langit rumahnya lalu membayangkan wajah Ibu Lusi yang ia kagumi. Disaat ia melamunkan Bu Lusi Daniel teringat akan bingkai yang terpajang diruang tamu itu.
"Kira-kira itu siapanya Bu Lusi ya? saudaranya, pacarnya atau siapanya? Daniel berbicara sendiri

Bersambung...

Karya : Muhamad Ramli (Cand Andrean) Terimakasih
Misteri Sekolah Tua Part I
Misteri Sekolah Tua Part I - written by Catatan Cand , published at Sunday, December 14, 2014, categorized as Cerpen Misteri
Comment disabled

Popular Posts

Kontak

Name

Email *

Message *

Copyright ©2013 Bahasa Puisi by
Theme designed by Damzaky
Powered by Blogger
-->